Ghacor Kakekpro Permai99 QQOnline303 Pusatslot Kayatogel Rajaslotter

Alasan Umur Orang Korea Bisa ‘Lebih Muda’ Dibandingkan Negara Lainnya

Alasan Umur Orang Korea Bisa Lebih Muda Dibandingkan Negara Lainnya

Korea Selatan menonjol tidak hanya dalam hal wisata dan industri hiburan, tetapi juga dalam sistem perhitungan umur yang unik. Di negara ini, seseorang bisa terhitung lebih muda dari pada usianya dalam hitungan internasional.

Menurut informasi yang dikumpulkan detikcom, di Korea Selatan, seorang bayi dianggap telah berusia satu tahun saat dia lahir. Selanjutnya, setiap kali tahun baru tiba, yaitu setiap 1 Januari, mereka akan bertambah satu tahun lagi dalam hitungan usia mereka. Sebagai contoh, jika seseorang lahir di bulan November atau Desember dan tahun baru tiba, maka secara otomatis usia mereka akan menjadi 2 tahun pada bulan Januari.

Dilansir dari BBC Indonesia, Korea Selatan telah menggunakan sistem perhitungan internasional, yang berdasarkan tanggal lahir seseorang, dalam sebagian besar definisi hukum dan proses administrasinya sejak tahun 1962. Selain itu, Korea Selatan juga memiliki metode resmi lain untuk menghitung usia, yaitu dengan memulai usia seseorang dari 0 tahun saat lahir dan menambahkan satu tahun setiap 1 Januari. Metode ini khusus digunakan dalam konteks hukum yang memengaruhi sebagian besar populasi, seperti wajib militer atau definisi usia remaja yang harus dilindungi dari pelecehan.

Tidak hanya itu, terdapat juga metode “umur Korea,” yang lebih sering digunakan oleh masyarakat umum. Menurut metode ini, setiap individu secara otomatis berusia satu tahun saat lahir dan bertambah satu tahun pada Hari Tahun Baru, terlepas dari tanggal lahir mereka. Sebagai contoh, Kim Tae-hyung atau V dari boyband K-pop BTS, yang lahir pada 30 Desember 1995, berusia 28 tahun menurut metode “umur Korea,” 26 tahun menurut umur internasional, atau 27 tahun menurut metode resmi lainnya yang digunakan di Korea. Hal ini seringkali membingungkan banyak orang.

Namun, di Korea Selatan, usia memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Usia seseorang memengaruhi bagaimana mereka diperlakukan dalam konteks sosial dan menentukan cara seseorang dipanggil dengan panggilan hormat atau gelar yang sesuai. Shin Ji-young, seorang profesor di Departemen Bahasa dan Sastra Korea di Universitas Korea, menjelaskan, “Bagi orang Korea Selatan, mengetahui apakah seseorang lebih tua dari mereka lebih penting daripada mengetahui nama orang itu dalam konteks sosial. Ini sangat krusial dalam menentukan cara memanggil seseorang dengan sopan atau menghormati.”

Sejarah perhitungan usia ala Korea memiliki akar yang berawal dari Cina dan beberapa wilayah Asia lainnya, tetapi Korea Selatan dianggap sebagai satu-satunya negara yang masih menggunakan sistem perhitungan usia ini. Dalam era globalisasi, kesadaran akan usia internasional semakin meningkat di antara generasi muda, yang sering kali merasa dilecehkan atau diperlakukan secara tidak adil akibat perbedaan sistem perhitungan usia ini. Kim Eun-ju, seorang profesor hukum dan kebijakan di Universitas Hansung, menyatakan, “Globalisasi telah membuat orang Korea lebih sadar akan usia internasional. Ini berdampak pada kaum muda karena mereka merasa bahwa orang Korea jadi bahan ejekan karena (sistem perhitungan) itu.”

Korea Selatan Menghapus “Umur Korea” Mereka

Pada bulan Desember 2022, Majelis Nasional atau Parlemen Korea Selatan mengesahkan sebuah RUU yang mengubah sistem perhitungan usia di negara tersebut. RUU ini merupakan revisi terhadap UU sipil dan administrasi publik yang berlaku di Korea Selatan, dan perubahan ini akan mulai diterapkan enam bulan setelah pengesahan. Dengan demikian, pada Juni 2023, sistem perhitungan usia tradisional Korea yang kuno akan resmi berakhir.

Dalam konteks perubahan ini, konsep ‘umur Korea’ yang selama ini menjadi ciri khas dalam perhitungan usia di negara ini akan dihapus. Seiring dengan itu, Korea Selatan akan mengikuti standar internasional dalam menghitung usia, yang berarti bahwa setiap individu akan berusia satu tahun lebih muda dari perhitungan sebelumnya.

Lee Jae-Myoung, juru bicara Kepresidenan, menyatakan bahwa perubahan ini akan mengakhiri kebingungan di tengah masyarakat Korea Selatan. Kebingungan ini muncul akibat perbedaan dalam perhitungan usia, yang seringkali menciptakan situasi yang sulit dimengerti oleh masyarakat. Dengan mengadopsi sistem perhitungan usia yang lebih umum diakui secara internasional, Korea Selatan berharap untuk menciptakan keseragaman dan menghindari konfusi yang seringkali timbul akibat perbedaan dalam perhitungan usia. Selain itu, perubahan ini juga akan memberikan dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan sosial, termasuk dalam hukum, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan berbagai aspek lainnya. Dengan demikian, perubahan ini adalah sebuah langkah signifikan dalam upaya modernisasi Korea Selatan dan penyesuaian dengan standar internasional yang lebih dikenal secara umum.